Konsep dan Aliran Cerita Rekaan

Konsep Cerita Rekaan

Cerkan menceritakan sesuatu yang bersifat imajinatif, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan tidak terjadi sungguh-sungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata. Dengan demikian, kebenaran yang terdapat dalam cerkan tidak harus sama dan memang tidak perlu disamakan dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata. Oleh karena itulah, cerkan dapat diartikan sebagai kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar, serta tahapan dan rangkaian cerita yang bertolak dari hasil imajinasi pengarang.
Melalui cerkan, seperti cerpen atau novel, sering dapat diketahui keadaan, cuplikan kehidupan. Bahkan tak jarang sebuah suasana tertentu dapat lebih dihayati dengan membaca sebuah novel atau cerpen daripada membaca laporan-laporan ilmiah. Melalui cerkan yang menyarankan berbagai kemungkinan moral, sosial, dan psikologi itu, orang dapat lebih cepat mencapai kematangan bersikap. Dengan memasuki “segala macam situasi” dalam cerkan, orang pun akan dapat menempatkan diri pada kehidupan yang lebih luas daripada situasi dirinya yang nyata.


Aliran-aliran dalam Cerita Rekaan

Perubahan zaman juga menyebabkan perubahan sikap hidup manusia. Perubahan sikap hidup tersebut pada gilirannya akan melahirkan paham atau aliran pemikiran baru. Setiap zaman akan melahirkan aliran dan paham baru yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan zaman sebelumnya.
Aliran dalam konteks ini diartikan sebagai suatu keyakinan atau paham. Dalam dunia seni, termasuk seni sastra, keyakinan atau paham tersebut akan terpancar dalam seluruh hasil penciptaan, baik dalam aspek bentuk maupun isi. Bahkan tidak jarang aliran tersebut juga mempengaruhi gaya dan sikap pengarang.
Romantisme adalah aliran kesenian-kesusastraan yang mengutamakan perasaan. Pengarang berusaha mengidealisasikan kehidupan dan pengalaman manusia dengan menekankan pada hal yang lebih baik, lebih enak, lebih indah, dan serba menyenangkan.
Realisme adalalah aliran dalam kesusastraan (seni pada umumnya) yang melukiskan suatu keadaan atau kenyataan secara sesungguhnya. Para tokoh aliran ini berpendapat bahwa tujuan seni adalah untuk menggambarkan kehidupan dengan kejujuran yang sempurna dan objektif.
Pengarang naturalisme juga melukiskan dengan cermat dan teliti apa yang dapat dilihat dan dirasa oleh pancaindra. Hal yang membedakannya, dalam aliran naturalisme, umumnya, para pengarang terutama memusatkan perhatian pada alam, pada manifestasi kebendaan dari kehidupan manusia.
Sebagai sebuah aliran kesenian, simbolisme muncul sebagai reaksi terhadap realisme dan naturalisme. Dalam realisme dan naturalisme seorang pengarang atau sastrawan melukiskan kehidupan dengan kejujuran yang sempurna dan objektif. Sebaliknya, dalam aliran simbolisme mementingkan hadirnya simbol atau lambang sebagai media pengungkapan sesuatu. Yang ingin ditampilkan secara simbolis adalah pengalaman batin.
Aliran absurdisme muncul sebagai suatu bentuk respon untuk menggambarkan kehidupan manusia modern yang seringkali sukar dipahami. Kehidupan manusia modern dengan segala problematikanya yang serba membingungkan, sulit dipahami, dan simpang siur.