Membaca dan Menikmati Cerita Rekaan

Membaca Cerita Rekaan

Istilah membaca dapat mencakup pengertian yang luas sekali. Hal itu terjadi karena membaca dapat dibedakan dalam berbagai ragam sesuai dengan (1) tujuan, (2) proses kegiatan, (3) objek bacaan, dan (4) media yang digunakan. Secara umum dapat dinyatakan bahwa hakikat membaca mencakup beberapa hal, yaitu (1) membaca adalah kegiatan mereaksi, (2) membaca merupakan suatu proses, dan (3) membaca adalah upaya pemecahan kode dan penerimaan pesan.
Membaca diartikan sebagai proses pengolahan bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan tersebut.
Dalam kegiatan membaca cerkan, pembaca berada dalam posisi aktif dan bukan pasif. Keaktifan tersebut bukan sekedar aktif memahami bacaan, melainkan keaktifan yang penuh kreativitas, yang membuat membaca itu mempunyai nilai tersendiri bagi pembaca. Hal itu mengindikasikan bahwa dengan membaca cerkan, pembaca akan memperoleh “sesuatu” yang bernilai bagi kehidupan.

Menikmati Cerita Rekaan

Kegiatan membaca cerkan dapat dilakukan dengan berbagai motivasi. Sebagian besar orang membaca cerkan sebagai pengisi waktu. Ada pula yang membaca cerkan sebagai sarana memperoleh hiburan. Selanjutnya, pembaca yang serius ingin memperoleh suatu pengalaman baru dari cerkan yang dibacanya. Kegiatan membaca cerkan dilakukan untuk memperoleh pengalaman literer.
Jika kita membaca cerkan dan mencoba menghayati, sesungguhnya kita untuk sementara waktu memutuskan hubungan dengan dunia nyata, masuk ke dalam dunia tak nyata yang bersifat pribadi. Pengalaman emosional dan intelektual inilah yang disebut pengalaman literer.
Kegiatan membaca cerkan pada dasarnya juga merupakan kegiatan berapresiasi sastra secara langsung. Membaca adalah aktivitas pertama dari serangkaian aktivitas lainnya dalam kaitannya dengan upaya menikmati cerkan.